Postingan
Indonesia One, Gorontalo-Pendapat Asli Daeah (PAD) ditiap kota yang terbilang besar atau metropolis memang jika dilihat kebanyak diperoleh dari sektor perhubungan kepelabuhanan. Sebut saja kawasan Indonesia Timur Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan, melalui pelabuhan bongkar muat yang sudah berkativitas dan didukung prasarana peralatan serta luas yang memungkinkan menjadikan kota ‘Angin Mamiri’ itu maju pesat dalam PAD bagi daerahnya. Padahal jika dilihat dari segi pertanian, perkebunan dan perikanan Provinsi muda yang saat ini dinahkodai Gubernurnya Ir H Gusnar ismail dan Walikotanya H Adhan Dambea, bisa lebih menjanjikan. Mengapa? Jika kita melihat potensi laut Teluk Tomini tentu tidak lepas dari keberadaan pelabuhan kota Gorontalo yang mana secara geografis pelabuhan kota Gorontalo masuk dalam areal Teluk Tomini.
Ketua Koordinator Komisi B DPRD Kota Gorontalo, H Erman Lajengke mengungkapkan, dalam kunjungan kerja pihaknya ke PT Pelindo di kota Makassar , bukan hanya sebatas bertukar cendramata namun hasil utama yang dilihat dan diperoleh cara pengelolaan pelabuhan Makassar dalam meningkatan PAD daerah tersebut. “Kami berdialog dan hasilnya sebagai bahan masukan untuk pengembangan pelabuhan kota Gorontalo untuk meningkatkan sektor PAD melalui kepelabuhanan , “jelasnya.
Menurutnya, pelabuhan kota Gorontalo merupakan aset yang dapat diandalkan untuk pemasukan PAD. Walaupun tidak dipungkiri jika melihat kondisi perbandingan pelabuhan Makassar, untuk kota Gorontalo masuk perlu banyak pembenahan. “Jika dilihat dari segi pendapat ekonomi dan bisnis pengembangan Pelabuhan kota Gorontalo bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat, sebab itu dapat berpengaruh perputaran ekonomi, misalnya peti kemas, bahkan sektor jasa angkutan. Karena itu perlu dikembangkan, “ungkapnya.
Selain itu, untuk menjadikan pelabuhan kota Gorontalo setara kota Makassar, perlu dilengkapi dengan fasilitas sarana prasarana peralatan. “Pelabuhan dan dermaga kota Gorontalo terbilang masih standar, dan pernyataan GM Pelindo Gorontalo bahwa, untuk aktivitas bongkar muat memerlukan waktu 4-5 bahkan 7 hari ini disebabkan kurangnya peralatan pendukung dan kecilnya lokasi penampungan “paparnya.
Karena itu, untuk mendukung pengembangan pelabuhan kota Gorontalo maka diperlukan dukungan pemerintah daerah, “Perluasan lokasi itu memerlukan energi yang besar dan perlu adanya pembicaraan pihak terkait, “jelasnya.
Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Kota Gorontalo, Ir Muchajir Abdullah menilai, tujuan kunker ke pihak Pelindo wilayah Makassar yakni, dilatar belakangi untuk pengembangan potensi pelabuhan kota Gorontalo.
Selain itu, salah satu indikator pertumbuhan ekonomi berada di pelabuhan kota Gorontalo, “makin besar jumlah bongkar muat dipelabuhan diindikasikan adanya kemajuan ekonomi didaerah itu, karena itu komisi B konsen melihat sejauh mana pelabuhan kota Gorontalo bisa dikembangkan, “jelasnya.
Menurutnya, untuk pengembangan tersebut diperlukan keterlibatan pemerintah pusat, provinsi dan kota. “Ingat secara geografis pelabuhan kota Gorontalo masuk dalam areal Teluk Tomini, ini harus kita jaga dan menjadi motivasi , “tegasnya.
Hal lain yang perlu diperhatiakn, misalnya pengembangan dermaga .”Yang harus dipikirkan bagaimana areal pelabuhan itu jelas dan menjadi besar. Hambatannya dari segi bongkar muat pertama keberadaan dermaga yang terbatas dan keberadaan lapangan penumpungkan peti kemas yang belum ada, karena itu merupakan tanggung jawab bersama, “ungkapnya.(red)
