Kota Gorontalo,
Kepala Badan Pembinaan (BP) Konstruksi KementerianPekerjaan Umum (PU) Bambang Goeritno mewakili Menteri PU, membuka secara resmi Pelatihan, Uji Ketrampilan dan Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi, Tukang, Mandor, Pelaksana Lapangan dan Operator Alat Berat di Kota Gorontalo Senin (18/04). Pelatihan yang dilanjutkan Uji dan Sertifikasi ini merupakan kerjasama Kementerian PU dengan Pemerintah Kota Gorontalo dalam hal Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja Teknik Bidang Jasa Konstruksi yang diikuti sejumlah 600 orang peserta. Dengan demikian, Kota Gorontalo merupakan kota pertama di Indonesia yang secara aktif berinisiatif menyukseskan Gerakan Nasional Pelatihan Konstruksi (GNPK) yang selama ini tengah digalakkan Kementerian PU. “Saya sangat menghargai inisiatif Pemerintah Kota Gorontalo dalam peningkatan SDM Konstruksi ini. Semoga menjadi contoh bagi Kabupaten/Kota yang lain untuk melakukan hal yang serupa”, ungkap Bambang Goeritno.
Langkah ini dinilai positif untuk perkembangan Gorontalo sebagai Kota Jasa di Pulau Sulawesi bagian utara. Tempat pintu keluar barang-barang hasil bumi maupun hasil olahan dari Sulawesi bagian Utara dan Tengah yang memerlukan dukungan infrastruktur untuk melayani transportasinya.
Belum lagi dengan adanya kenaikan anggaran Pembangunan Infrastruktur yang pada tahun 2011 diperkirakan mencapai 214 Triliun. Sebagian anggaran tersebut akan digunakan untuk mempercepat pembangunan wilayah Indonesia Timur. Tentunya dukungan SDM pelaksana konstruksi yang berkualitas sangat diperlukan di wilayah Indonesia Timur, termasuk Gorontalo. Bambang berharap, di masa mendatang proyek pembangunan Infrastruktur di kawasan Indonesia Timur tersebut dilakukan sepenuhnya oleh putera daerah setempat. Pada kesempatan yang sama, Walikota Gorontalo Adhan Dambea mengatakan sangat mendukung adanya peningkatan profesionalisme pekerja konstruksi terutama di wilayah Gorontalo. Disadari hingga saat ini kualitas tenaga kerja konstruksi di wilayahnya masih kalah dibandingkan dengan yang didatangkan dari Jawa. Selain itu, karena belum adanya sertifikat kompetensi yang dimiliki tenaga kerja konstruksi lokal Gorontalo, mengakibatkan upah yang mereka terima masih rendah yang menjadi permainan Kontraktor.
“Jika nanti tenaga kerja konstruksi kami sudah bersertifikat, saya yakin kesejahteraan semakin meningkat dan tidak ada lagi banting-bantingan harga upah”, ujar Adhan. Ia berjanji akan mengeluarkan surat edaran yang menginstruksikan Kontraktor dan Konsultan Konstruksi yang bekerja di wilayahnya untuk menggunakan tenaga bersertifikat, dan bekerja dengan berdasarkan pada kualitas, bukan hanya asal kerja saja.
Sementara itu Kepala Dinas PU Kimpraswil Kota Gorontalo Hendritis Saleh melalui Sekretaris PU menilai kegiatan Pelatihan, Uji Ketrampilan dan Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi, Tukang, Mandor, Pelaksana Lapangan dan Operator Alat Berat di Kota Gorontalo merupakan sarana pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk dapat lebih memberikan pengetahuan dan pemahaman terkait dengan proses pengadaan barang dan jasa ."Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mengetahui secara detail aturan Perpres 54 tahun 2010, "Jelasnya
(tw/hl-sr/Red)